Dalam mengasuh anak, setiap keputusan selalu ada pro dan kontranya. Sebagai working mom, dilema jauh atau dekat dari anak sudah pasti menjadi pertimbangan yang tidak pernah ada habisnya. Selain dirundung rasa bersalah, banyak ibu yang juga khawatir tentang kedekatan anak dengan kakak asuh. Tidak jarang, rasa sedih dan kecewa kerap hadir saat melihat anak sulit adaptasi tanpa kehadiran kakak asuh. Bagaimana dong cara mengatasinya?
Ketika Anak Lebih Dekat Dengan Pengasuh
Ditinjau dari sudut pandang kesehatan emosional, kedekatan anak dengan pengasuh atau kakak asuh adalah perkembangan yang normal bagi setiap anak. Saat anak punya kemampuan untuk menjalin hubungan dekat dengan orang selain orang tua sendiri, ini adalah pertanda bahwa anak memiliki empati dan jiwa kasih sayang serta kedewasaan dalam bersikap.
Tentunya, wajar jika orang tua merasa jealous atau terancam melihat kedekatan ini. Bagaimanapun juga, kita pasti ingin anak juga memiliki rasa sayang dan rasa dekat yang sama dengan keluarga sendiri. Namun bersifat gegabah seperti memecat pengasuh atau menggunakan emosi atau paksaan bukan jawaban yang tepat dalam mengatasi rasa negatif atau frustasi yang anda rasakan.
Tips Mengatasi Kedekatan Anak Dengan Pengasuh
Dalam menghadapi problema yang dirasakan, orang tua dianjurkan untuk berpikiran positif dan tidak berlarut- larut dengan perasaan sedih. Lebih seringnya, kedekatan anak dengan pengasuh ini bersifat sementara, sedangkan rasa cinta dan hubungan emosional kepada orang tua/ keluarga adalah permanen.
Untuk mengatasi kedekatan anak dengan pengasuh, coba gunakan beberapa cara berikut :
Pahami & Sabar
Seperti yang dijelaskan, kedekatan anak dan pengasuh adalah hal yang bersifat sementara. Setiap anak akan melewati tahap- tahap kedekatan kepada orang lain, baik itu saudaranya, tante atau paman, bahkan juga terhadap teman dan kakak asuhnya.
Pahami juga bahwa kehadiran pengasuh itu bukan selamanya. Anak tetap akan punya pemahaman akan makna ibu dan keluarga. Tidak jarang, anak sudah kembali mencari ibunya pada masa- masa tertentu. Jadi, sebaiknya coba nikmati dengan positif yah.
Berbagi Frustasi
Jangan libatkan anak dalam hal memilih antara pengasuh atau diri anda. Sebaiknya, bagi rasa frustasi dengan teman, pasangan atau dengan pengasuh itu sendiri. Saling berbagi pikiran ini bisa jadi bermanfaat jika dilakukan dengan pendekatan yang ramah dan ingin mencari solusi bersama. Bahas dengan pengasuh jika moms ingin lebih berperan dan agar pengasuh boleh beristirahat sehingga ada quality time berdua.
Tetap Dukung Anak
Anak- anak yang mendapatkan dukungan dari orang tua dan sekelilingnya akan tumbuh jadi pribadi yang penuh percaya diri dan mandiri. Jika orang tua terus mendukung anak untuk terus menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, termasuk pengasuh, maka akan muncul rasa positif dalam dirinya.
Jadi, orang tua sangat dianjurkan untuk membuka wawasan anak, bukan hanya soal hubungan dengan pengasuh, tetapi juga dengan lingkungan sosial lainnya.
Pupuk Terus Waktu Bersama
Ada batasan tertentu yang harus dijaga antara keluarga dan pengasuh, misalnya saat liburan atau hari raya dimana keluarga saling memupuk waktu bersama. Jika anak merasa kehilangan, jangan langsung merasa kecewa, jelaskan bahwa pengasuh juga ingin punya family time dengan keluarganya- sama dengan anda ingin family time sebagai keluarga utuh.
Moms juga boleh membuat ritual tersendiri yang hanya melibatkan kalian berdua, baik itu menjelang bedtime, reading time, atau sekedar jalan- jalan bersama setelah anda pulang kerja.
Ibu Tidak Pernah Tergantikan
Ya, sesimpel dan sepasti itu. Situasi yang anda rasakan mungkin terasa menyakitkan. Tetapi fakta yang tak terbantahkan adalah andalah ibu dari anak yang sesungguhnya. Jadi, tetap pegang prinsip tersebut secara teguh dan jangan biarkan rasa tidak aman membuat anda tidak percaya diri dalam mengambil peran sebagai seorang ibu.